Hello Kitty Winking Pointer

Kamis, 11 Februari 2016

9 Mitos Hantu Tradisional di Indonesia

. 1. Kuntilanak


Cerita tentang kuntilanak, entah benar atau tidak, tapi banyak yang percaya bahwa hantu yang berwujud perempuan ini memang ada.
Kisah kuntilanak ini sebenarnya berawal dari tanah Melayu, yang dikenal sebagai "Puntianak", oleh karena itu orang di Sumatra maupun di Kalimantan Barat, istilah "kuntilanak" dikenal sebagai "Punti" atau "Puntianak".
Konon, Kuntilanak berawal dari kisah seorang perempuan yang mati bunuh diri, akibat ditinggal sang kekasih. Setelah bunuh diri, arwahnya bergentayangan mencari sang suami. Dari cerita-cerita orang, bahwa Kuntilanak ini lebih sering menampakkan diri kepada laki-laki yang lewat tempat sepi di malam hari. Mungkin si kuntilanak menyangka bahwa laki-laki ini suaminya ? atau mungkin cuma iseng menggoda setiap laki-laki yang ia temui. Kata orang, kalau ditancapkan sebuah paku ke kepala si kuntilanak ini, maka ia akan menjelma menjadi perempuan cantik. Wah !!?? ada-ada saja. ngimpi ...

2. Pocong
Cerita tentang pocong, tidak kalah populernya dengan kisah kuntilanak. Bahkan di media televisi juga sering memunculkan tokoh pocong.
Pocong, dikisahkan dari seseorang yang telah dikubur, tapi arwahnya tidak diterima, karena kematian yang tidak wajar, sehingga arwahnyapun bergentayangan dengan bentuk masih berbungkus kain kafan, lengkap dengan ikatan pocong di atas kepalanya. Pocong menurut orang yang pernah melihatnya (entah benar atau tidak), biasanya melakukan gerakan loncat-loncat (karena kakinya masih terbungkus kain kafan, dan tidak bisa berjalan), sehingga dengan gerakan loncat-loncat inilah ia memindahkan tubuhnya. kasian ya ! coba naik kursi roda pasti asyik!

3. Tuyul
Si pencuri cilik, ini disebut tuyul. Menurut cerita, bahwa tuyul berwujud anak kecil berkisar usia antara 5 s.d. 8 tahun, yang meninggal, tapi karena meninggalnya tidak wajar, maka arwahnya pun gentayangan.
Menurut cerita orang-orang, si tuyul hantu nakal ini sering dimanfaatkan (semacam dipelihara) oleh orang jahat, untuk dimanfaatkan sebagai pencuri. Tapi karena si tuyul ini masih anak-anak, maka ketika melakukan tugas mencurinya sering gagal, karena apabila ia melihat anak-anak sepantaran dia bermain di halaman, maka ia akan ikut bermain dengan anak-anak tersebut, walaupun anak-anak tersebut tidak mengetahui keberadaannya. Karena asyiknya bermain maka ia pun lupa dengan "tugas" mencurinya. Nah lho! biar dah jadi hantu, tapi tetap aja anak kecil!

4. Gendruwo
Ini hantu versi pulau Jawa. Bagi masyarakat Jawa, kisah Genderuwo ini sangat dipercayai.
Genderuwo atawa Gendruwo, konon masih sepupu sama jin yang bergentayangan di alam manusia, jahat, pemarah dan punya kebiasaan buruk suka mengganggu manusia. Genderuwo memiliki bentuk yang sangat menyeramkan, mungkin mirip monster kaya di film-film. Karena jahatnya genderuwo ini, ia bisa memberi penyakit kepada manusia yang diganggunya, bahkan bisa menyebabkan kematian. Tapi semua itu hanyalah sekedar cerita rakyat dari mulut ke mulut di pulau Jawa (khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur), yang tentu saja diragukan kebenarannya ceritanya. Ah ..nakut-nakutin aja nih wong jowo! wedi aku

5. Leak
Ini merupakan cerita rakyat yang populer di kalangan masyarakat Bali.
Kisah tentang Leak merupakan cerita turun temurun yang tetap terpelihara hingga sekarang. Kisah Leak sendiri sangat populer dan sering ditampilkan pada seni tari tradisional Bali, yang menjadi ciri khas utama pulau Bali.
Leak sendiri, sebenarnya bukanlah sosok hantu, seperti kisah hantu lainnya. Leak adalah seseorang yang mengenyam ilmu yang disebut "Ilmu Leak". Yang mengamalkan ilmu ini, ia bisa berubah menjadi Leak, yaitu semacam kepala yang melayang-layang, dengan lidah menjulur. Tidak tahu pasti seperti apa wujud Leak sebenarnya, tapi dari ilustrasinya, begitulah digambarkan.
Seperti kebanyakan anggapan orang, bahwa Leak itu, jahat dan bisa mengganggu manusia. Tapi menurut cerita orang setempat, bahwa Leak tidaklah berbahaya dan tidak akan menyakiti manusia.
Serem juga ah!

6. Begu Ganjang
Yang satu ini, adalah kisah hantu dari tanah Batak Sumatra. Cerita tentang begu ganjang yang kalau diartikan dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "hantu panjang". Menurut ceritanya, bahwa hantu ini berukuran sangat tinggi. Kadang bisa terlihat berukuran normal seperti manusia biasa, tapi secara perlahan dia akan tumbuh tinggi, sehingga saat kita terus melihatnya dan kepala akan mendongak ke atas. Pada saat itulah si begu ganjang ini akan mencekik leher kita hingga mati, atau menggigit leher kita.
Pada masa sekarang ini, terutama di perkotaan banyak orang tidak percaya lagi dengan kisah hantu seperti ini, tapi bagi masyarakat yang masih tinggal di perkampungan sebagian masih percaya dengan adanya "begu ganjang" ini. Banyak penuturan orang kampung, yang bercerita tentang pertemuan dengan makhluk astral ini. Walaupun tidak bisa dibuktikan kebenaran ceritanya.
Yang ini kayaknya pegang rekor sebagai hantu tertinggi di dunia ya .. hehe



7. Kuyang
Cerita tentang "kuyang" berasal dari tanah Kalimantan. Di kalangan masyarakat Dayak maupun suku Banjar, sebagian besar masih mempercayai kisah tentang kuyang ini. Istilah "kuyang" sendiri kadang disebut juga sebagai "Stelit Dayak", yaitu sosok kepala perempuan yang terbang melayang mencari darah ibu-ibu yang baru melahirkan. Konon kuyang akan menghisap darah si ibu sampai habis, tidak jarang terjadi kematian bagi si ibu yang baru melahirkan tersebut. Tapi cerita ini disangkal oleh masyarakat Dayak sendiri, tentang sosok kuyang menjadi penyebab kematian bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Dikatakan bahwa kuyang bukanlah hantu seperti yang selama ini dituduhkan, dan kuyang juga tidak akan menyebabkan kematian bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, apalagi sampai menghisap darah sang bayi. Karena si kuyang hanya menghisap darah kotor yang dikeluarkan oleh ibu yang baru melahirkan, dan tentunya tidak akan menyebkan kematian.
Kuyang adalah semacam ilmu yang diamalkan oleh masyarakat dayak pada masa lalu. Dan ketika orang yang mengenyam ilmu itu meninggal, ternyata ilmu itu menurun secara otomatis kepada salah seorang anaknya. Sang anak itupun tidak menyadari bahwa ia memiliki ilmu "kuyang". Di kala ia sedang tertidur di malam hari, kepalanya akan lepas dengan sendirinya beserta usus-ususnya. Pada saat kuyang sedang melayang ia akan memancarkan cahaya merah, yang menjadi pertanda bahwa sang kuyang sedang mencari santapannya, apabila sudah terpenuhi, maka cahaya tersebut akan berubah menjadi warna biru atau hijau.
Wajah sih bolehlah, tapi leher ke bawah .. aduh ngeriii!

8. Pokpok
Hantu "pokpok" ini merupakan kisah dari tanah Sulawesi. Paling populer kisah ini adalah di Minahasa Sulawesi Utara, yang dikenal dengan nama "pokpok", sedangkan di Toraja Sulawesi Tengah dan Selatan juga ada cerita sejenis yang dikenal dengan sebutan "po'pok".
Kisah "pokpok" ini mungkin mirip dengan kisah "kuyang" di Kalimantan, yaitu tentang sosok kepala terbang yang mencari mangsa, ibu-ibu yang baru melahirkan akan dihisap darahnya sampai mati, dan sekaligus menghisap darah sang bayinya. Sedikit berbeda dengan kisah "kuyang" dari kalimantan yang tidak "jahat" yang tidak sampai membunuh korbannya, sedangkan "pokpok" bisa sangat mematikan. Selain itu "pokpok" tidak hanya berwujud kepala perempuan yang melayang, tapi juga bisa terlihat dengan wujud kepala laki-laki.
Istilah "pokpok" sendiri karena di saat melayang terbang "pokpok" mengeluarkan suara "pok", "pok", "pok". Suara seperti ini sering membuat warga di perkampungan ketakutan dan tidak berani keluar rumah. Oleh karena itu sering warga perkampungan di Minahasa melakukan perburuan terhadap "pokpok" ini.
Ngeri juga nih!

9. Kaboter
Kisah tentang "kaboter", juga berasal dari tanah Sulawesi, tepatnya tanah Minahasa dan Manado. Beberapa pendapat yang salah sering menyamakan "kaboter" dengan "tuyul. Kaboter berwujud manusia kecil, mungkin mirip "tuyul", tapi bedanya "kaboter" berwujud manusia dewasa yang bertubuh kecil, bukan kerdil, tapi berukuran mini. Menurut cerita "kaboter" tidaklah berbahaya, hanya saja dia suka bermain-main di lingkungan manusia, terutama di lingkungan halaman rumah. Walaupun manusia yang berada di dekatnya tidak menyadarinya, tapi kadang terjadi juga penampakan secara tidak sengaja. Konon, kalau kita menabur-naburkan kacang hijau di lingkungan dekat hutan, atau dekat tepian sungai, atau daerah semak-semak dan pepohonan sekitar hutan, maka si "kaboter" akan datang menghampiri kita, menyangka kita akan mengajaknya bermain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar